Jelek

Cewek di depanku menangis, memegang erat liontin yang basah dan kotor itu (meski aku sebenarnya tidak pantas bilang begitu, karena aku yang tadi mengambilnya dari selokan juga basah dan kotor). Dia berkali-kali mengucapkan terima ditengah isakannya.

Menyebalkan.

"Kalau kamu bener-bener pingin berterima kasih, berhentilah menangis dan tersenyum. Dasar jelek."

Cewek itu menatapku. Matanya bengkak dan hidungnya merah. Badannya sudah berhenti bergetar, tapi air matanya masih mengalir. ... Ingusnya juga.

Ugh.

"Jelek," sekali lagi kuucapkan. Mungkin dia harus ganti nama dari Bella jadi Jelek. Lebih cocok.

Lalu tiba-tiba saja Si Jelek tertawa kecil. Dengan cara yang benar-benar kecewek-cewekan sekali.

Menjijikan.

"Terima kasih."

Si Jelek tersenyum, tapi aku tidak. Kualihkan pandanganku darinya. Ingin kututup mulut dan hidungku seakan mau muntah dengan tapi tanganku kotor.

Huek.

Aku tidak tahu kalau senyumannya bisa membuat perut orang terasa begitu penuh sampai ingin muntah. ... Dan mungkin, Bella memang nama yang lumayan cocok untuk Si Jelek. Kata kunci: lumayan.

Comments

Popular posts from this blog

boneforable (part 1)