Posts

Showing posts from September, 2014

YOLO

It's been a while since I talked about life. How's thing been going? Well.... My life's pretty much a mess. I can't manage my time to do everything I should do; homeworks, commissions, my personal project.... I need more than 24 hours per day!! Ughhh But really. School hasn't been going so well either. I'm not ready for tomorrow. Every Tuesday, I have math, physics, biology, and chemistry class. And there will be a test for each subject!! Yeah!! Everye freaking test for every damn class!! asdfghjkl I UNDERSTAND NOTHING, I GUESS I'LL JUST GO YOLO. Isn't this what they call youth??? But um yeah to be honest, I just can't take it anymore..... Ah, what do I do, I'm only in high school yet I already complained so much. I'm not sure I'm ready for real life. The jungle. Oh well, I better get back to studying... or more like, staring at my textbooks trying to understand something.

Untuk Sayangku

Dear Sayang, (meski mungkin ini bukan saatnya aku memanggilmu begitu, tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku menyayangimu.) Kamu tak perlu mengerti untuk mencintaiku. Biar aku saja. Biar kamu hanya duduk-duduk manis, menunggu diriku membawa dunia untuk tuan putri satu-satunya. Kamu. Ya, kamu tidak perlu mengerti untuk mencintaiku. Karena dicoba dimengerti sekeras apapun, kamu mungkin tidak akan pernah mengerti. Karena aku sendiri tidak. (Percayalah, aku bersama dengan diriku seumur hidupku. Dan sebagian besar hal yang pernah dilakukannya adalah hal-hal konyol. Sampai sekarang, aku tidak mengerti mengapa waktu itu aku nekat menghadap Si Botak Menyebalkan itu.) Tapi tidak apa. Biar rasa yang akan ada perlahan membuatmu paham. Tentang senyum gantengku yang turut membuatmu tersenyum. Tentang kacamata ungu fabulous -ku yang kemarin baru saja hilang. Tentang perkataanku yang seringkali kukutip dari novel sastra. Segalanya. Maka, Sayang, kamu tidak perlu mengerti. Kamu cukup mencin

Catatan #5

Aku tak mengerti. Senyum canggungmu yang turut buatku tersenyum, Tawa lepasmu yang renyah namun terdengar seperti seseorang yang sedang kambuh asmanya, Lelucon-lelucon tidak lucumu yang sering menimbulkan suara jangkrik. Aku tak mengerti. Mukamu yang selalu dihiasi bingkai ungu, Cara berpakaianmu yang tak buruk meski sedikit asal, Rambut jabrikmu yang sesering apapun disisir takkan pernah benar-benar rapi. Aku tak mengerti. Kata-kata klisemu yang tak pernah gagal membuatku gaguk, Suara rendahmu yang kalau bernyanyi tak terdengar seperti Afgan, Kepolosanmu yang harus buatku berhati-hati. Aku tak mengerti. Kamu, yang tatapannya memaksaku tuk tak merayu, Yang wawasannya saban hari membabanku, Yang katanya percaya akan takdir sejati. Aku tak mengerti.